Sejarah Makam Mbah Rogo Moyo
Mbah Rogo Moyo merupakan tokoh cikal bakal di
dukuh Proko Winong, Desa Kaliwungu, Kec. Kaliwungu
Kudus. Dari keterangan narasumber, Rogo moyo merupakan nama asli dari mbah Rogo
moyo.
Mbah Rogo Moyo pertama kali datang, ke dukuh Kwaraan desa
Getassrabi Kudus, dan ketika itu sedang ada arak-arakan kemudian mbah Rogo moyo
terus berjalan hingga sampai ke dukuh Jepanan, dan bertemulah dengan Nyai
Plintheng (Cikal bakal dukuh Jepanan), dan disarankanlah mbah Rogo moyo untuk
pergi ke dukuh Proko Winong karena di Jepanan sudah banyak yang bertempat
tinggal.
Kedatangan mbah Rogo moyo ke desa Kaliwungu, selain menyebarkan
agama islam, mbah Rogo moyo juga mempunyai keahlian dalam bidang pertukangan kayu.
Jadi sambil berdakwah menyebarkan agama islam beliau juga menyalurkan
keahliannya dalam bidang pertukangan.
Peninggalan mbah Rogo moyo diantaranya ialah peralatan pertukangan.
Peralatan pertukangan tersebut yang masih utuh yaitu jangka yang terbuat dari
besi, serta siku-siku yang terbuat dari kayu. Begitu pula buku yang berukuran
lebar 20 cm X 15 cm, dan setebal 20 halaman. Yang katanya saat ini tidak ada
seorang pun yang berani memakai peralatan pertukangan dari peninggalan mbah
Rogo moyo, baik jangka maupun siku-sikunya. Dan juga sampai saat ini belum ada
yang dapat membaca buku peninggalan dari mbah Rogo moyo.
Itulah peninggalan dari mbah
Rogo moyo yang konon juga adalah anggota pasukan setia pasukan Diponegoro.
Namun sayangnya saya belum dapat melihat peninggalan berupa peralatan
pertukangan dan buku tersebut, karena peninggalan tersebut tidak ada di lokasi
maupun di tempat narasumber, yang katanya disimpan oleh adik dari narasumber.
Setiap setahun sekali beberapa hari setelah haul mbah sunan Kudus,
tepatnya setiap tanggal 13 Muharrom, barang-barang peninggalan dari mbah Rogo
moyo itu dikirab bersama kain luwur (tirai makam) yang digunakan untuk
mengganti kain luwur yang lama (Bukak luwur). Makam mbah Rogo moyo berada satu
kompleks pemakaman umum di Dukuh Prokowinong, Desa Kaliwungu, Kec. Kaliwungu
Kudus.
Menurut keterangan narasumber, mbah Rogo moyo bermukim di
Prokowinong sekitar pada tahun 1800-an. Selama hidup dikampung itulah beliau
bekerja sebagai tukang kayu. Karena kepiawaiannya, yang kemudian dipercaya
untuk memebuat Pendapa Kabupaten kudus semasa dipimpin oleh Bupati
Tjandranegara III pada tahun 1819.
Karyanya berbentuk rumah tumpang 9 (buntet) dan 7 (sinom) yang
kemudian menjadi rumah adat Kudus, masih dapat dijumpai di Prokowinong pada
tahun1990-an, yang kemudian di bongkar karena telah dibeli orang dari luar desa.
Selain dalam pertukangan kayu Mbah Rogo moyo juga pandai mengukir. Bisa jadi,
rumah adat Kudus menemukan bentuknya seperti yang ada sekarang ini berkat
rancangan dari mbah Rogo moyo.
Dari keterangan narasumber rumah dan ukiran buatan mbah Rogo moyo
sangatlah istimewa, dan tidak ada yang bisa menyamainya. Bahkan menurut
keterangan narasumber rumah dan ukiran karya mbah Rogo moyo tersebut memiliki
kekuatan mistis yang luar biasa. Tidak semua orang bisa memilikinya, hanya
orang yang ‘alim atau berhati bersihlah yang dapat memiliki rumah dan ukiran
karya dari mbah Rogo moyo. Bahkan dari cerita narasumber, sampai saat ini tidak
bisa menjual dan membeli rumah dan ukiran bekas karya mbah Rogo moyo dulu
dengan sembarangan, meskipun itu berupa sepotong kayu bekas yang diambil dari
rumah ataupun ukiran dari mbah Rogo moyo. Jika griyo (rumah) maupun ukiran
beliau jatuh ketangan orang yang salah, atau bahkan seenaknya saja dalam
memperlakukan kayu atau ukiran tersebut, justru akan dapat menimbulkan efek
buruk bagi yang memiliki.
Disamping peralatan pertukangan, buku yang berisi teknik
pertukangan dan motif ukiran, bangunan Pendapa Kabupaten Kudus, serta rumah
adat Kudus, juga pasujudan yang sampai saat ini masih tersisa sebagian
bangunannya. Pasujudan itu berada satu atap dengan masjid Darul Istiqomah.
Yaitu masjid tersebut berada terpisah dengan area makam mbah Rogo moyo, tapi
masih di dukuh Prokowinong, kira-kira 300 meter dari area makam mbah Rogo moyo.
Namun dari keterangan narasumber, masjidnya bukanlah bangunan dari mbah
Rogomoyo, melainkan hanya pasujudannya saja.
Pasangan bata merah pasujudan masih tersisa berdiri satu meter
membentuk ruangan segi empat yang dua tumpukan bata dari tanah diputus dengan
balok kayu yang berukir dan sesudahnya baru dipasang bata lagi.
Seperti mewarisi keahlian mbah Rogo moyo, di Kaliwungu khususnya di
dukuh Prokowinong kini ada belasan warganya yang membuka usaha gebyok ukir
Kudusan. Disamping puluhan tukang kayu di luar yang hanya membuat gebyok kayu.
Narasumber :
Nama : Bapak
Miran (Juru kunci makam mbah Rogo moyo)
Alamat : Dukuh
Prokowinong, Kaliwungu Kudus
Usia : 55
tahun