Tuesday 12 April 2016

Sejarah Makam Mbah Rogo Moyo



Sejarah Makam Mbah Rogo Moyo
 
Mbah Rogo Moyo merupakan tokoh cikal bakal di dukuh Proko Winong, Desa Kaliwungu, Kec. Kaliwungu Kudus. Dari keterangan narasumber, Rogo moyo merupakan nama asli dari mbah Rogo moyo.
Mbah Rogo Moyo pertama kali datang, ke dukuh Kwaraan desa Getassrabi Kudus, dan ketika itu sedang ada arak-arakan kemudian mbah Rogo moyo terus berjalan hingga sampai ke dukuh Jepanan, dan bertemulah dengan Nyai Plintheng (Cikal bakal dukuh Jepanan), dan disarankanlah mbah Rogo moyo untuk pergi ke dukuh Proko Winong karena di Jepanan sudah banyak yang bertempat tinggal.
Kedatangan mbah Rogo moyo ke desa Kaliwungu, selain menyebarkan agama islam, mbah Rogo moyo juga mempunyai keahlian dalam bidang pertukangan kayu. Jadi sambil berdakwah menyebarkan agama islam beliau juga menyalurkan keahliannya dalam bidang pertukangan.
Peninggalan mbah Rogo moyo diantaranya ialah peralatan pertukangan. Peralatan pertukangan tersebut yang masih utuh yaitu jangka yang terbuat dari besi, serta siku-siku yang terbuat dari kayu. Begitu pula buku yang berukuran lebar 20 cm X 15 cm, dan setebal 20 halaman. Yang katanya saat ini tidak ada seorang pun yang berani memakai peralatan pertukangan dari peninggalan mbah Rogo moyo, baik jangka maupun siku-sikunya. Dan juga sampai saat ini belum ada yang dapat membaca buku peninggalan dari mbah Rogo moyo.
 Itulah peninggalan dari mbah Rogo moyo yang konon juga adalah anggota pasukan setia pasukan Diponegoro. Namun sayangnya saya belum dapat melihat peninggalan berupa peralatan pertukangan dan buku tersebut, karena peninggalan tersebut tidak ada di lokasi maupun di tempat narasumber, yang katanya disimpan oleh adik dari narasumber.
Setiap setahun sekali beberapa hari setelah haul mbah sunan Kudus, tepatnya setiap tanggal 13 Muharrom, barang-barang peninggalan dari mbah Rogo moyo itu dikirab bersama kain luwur (tirai makam) yang digunakan untuk mengganti kain luwur yang lama (Bukak luwur). Makam mbah Rogo moyo berada satu kompleks pemakaman umum di Dukuh Prokowinong, Desa Kaliwungu, Kec. Kaliwungu Kudus.
Menurut keterangan narasumber, mbah Rogo moyo bermukim di Prokowinong sekitar pada tahun 1800-an. Selama hidup dikampung itulah beliau bekerja sebagai tukang kayu. Karena kepiawaiannya, yang kemudian dipercaya untuk memebuat Pendapa Kabupaten kudus semasa dipimpin oleh Bupati Tjandranegara III pada tahun 1819.
Karyanya berbentuk rumah tumpang 9 (buntet) dan 7 (sinom) yang kemudian menjadi rumah adat Kudus, masih dapat dijumpai di Prokowinong pada tahun1990-an, yang kemudian di bongkar karena telah dibeli orang dari luar desa. Selain dalam pertukangan kayu Mbah Rogo moyo juga pandai mengukir. Bisa jadi, rumah adat Kudus menemukan bentuknya seperti yang ada sekarang ini berkat rancangan dari mbah Rogo moyo.
Dari keterangan narasumber rumah dan ukiran buatan mbah Rogo moyo sangatlah istimewa, dan tidak ada yang bisa menyamainya. Bahkan menurut keterangan narasumber rumah dan ukiran karya mbah Rogo moyo tersebut memiliki kekuatan mistis yang luar biasa. Tidak semua orang bisa memilikinya, hanya orang yang ‘alim atau berhati bersihlah yang dapat memiliki rumah dan ukiran karya dari mbah Rogo moyo. Bahkan dari cerita narasumber, sampai saat ini tidak bisa menjual dan membeli rumah dan ukiran bekas karya mbah Rogo moyo dulu dengan sembarangan, meskipun itu berupa sepotong kayu bekas yang diambil dari rumah ataupun ukiran dari mbah Rogo moyo. Jika griyo (rumah) maupun ukiran beliau jatuh ketangan orang yang salah, atau bahkan seenaknya saja dalam memperlakukan kayu atau ukiran tersebut, justru akan dapat menimbulkan efek buruk bagi yang memiliki.
Disamping peralatan pertukangan, buku yang berisi teknik pertukangan dan motif ukiran, bangunan Pendapa Kabupaten Kudus, serta rumah adat Kudus, juga pasujudan yang sampai saat ini masih tersisa sebagian bangunannya. Pasujudan itu berada satu atap dengan masjid Darul Istiqomah. Yaitu masjid tersebut berada terpisah dengan area makam mbah Rogo moyo, tapi masih di dukuh Prokowinong, kira-kira 300 meter dari area makam mbah Rogo moyo. Namun dari keterangan narasumber, masjidnya bukanlah bangunan dari mbah Rogomoyo, melainkan hanya pasujudannya saja.
Pasangan bata merah pasujudan masih tersisa berdiri satu meter membentuk ruangan segi empat yang dua tumpukan bata dari tanah diputus dengan balok kayu yang berukir dan sesudahnya baru dipasang bata lagi.
Seperti mewarisi keahlian mbah Rogo moyo, di Kaliwungu khususnya di dukuh Prokowinong kini ada belasan warganya yang membuka usaha gebyok ukir Kudusan. Disamping puluhan tukang kayu di luar yang hanya membuat gebyok kayu.

Narasumber :
Nama               : Bapak Miran (Juru kunci makam mbah Rogo moyo)
Alamat            : Dukuh Prokowinong, Kaliwungu Kudus
Usia                 : 55 tahun