Monday 11 April 2016

UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) SOLUSI JITU?



UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) SOLUSI JITU?
Oleh : Mahasiswa STAIN Kudus Jurusan Tarbiyah*
 
Pendidikan meliputi beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Dalam rangka pengendalian mutu pendidikan nasional, maka pemerintah Indonesia menyelenggarakan evaluasi pendidikan secara nasional kepada setiap peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu yang disebut dengan Ujian Nasional (UN). Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57 ayat (1), “Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.
Sudah merupakan perkara yang umum diketahui, bahwa pelaksanaan UN tidak terlepas dari polemik kecurangan yang dilakukan baik oleh oknum siswa maupun oknum penyelenggara pendidikan. Kebocoran soal juga menjadi daftar ketidakberhasilan pelaksanaan UN dengan optimal. Untuk menanggapi polemik tersebut, pemerintah mengajukan solusi agar UN dapat diselenggarakan dengan optimal tanpa dinodai berbagai bentuk kecurangan yaitu penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).  Namun pertanyaan yang timbul adalah apakah UNBK merupakan solusi yang jitu?
UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014. Pelaksanaan UNBK pada 2014 masih bersifat piloting (percontohan), karena itu belum semua siswa mengikuti UNBK. Pada tahun 2016 sekolah yang menggunakan sistem UNBK meningkat tajam. Seperti pernyataan Mendikbud, Anies Baswedan yang dilansir oleh lampost.co (2/ 4/ 16), "UN berbasis komputer tahun 2016 meningkat 900 %. Tahun lalu 554 sekolah, tahun ini 4381 sekolah melaksanakan UNBK”. Dari data yang dlansir oleh lampost.co juga disebutkan UNBK di tahun 2015, diikuti 170.000 peserta didik, tahun ini jumlahnya meningkat drastis sebesar 921.862 peserta didik. Dengan total rincian, 156.171 tingkat SMP, 267.230 tingkat SMA dan 498.177 tingkat SMK. Sementara untuk jumlah sekolah, dari total 4.381 sekolah yang mengikuti UNBK terdiri dari, 1.010 tingkat SMP, 1.297 tingkat SMA dan 2.103 tingkat SMK. Peningkatan jumlah sekolah penyelenggara UNBK menunjukkan optimisme penyelenggara pendidikan terhadap keberhasilan sistem ini.
Pada penyelenggaraan UNBK tahun ini, masih menggunakan semi-online. Yaitu, soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah). Kemudian, ujian siswa akan dilayani oleh server lokal secara offline. Dibutuhkan  password membuka soal yang akan didapat dari pusat pada hari dilaksanakannya UN. Selanjutnya hasil ujian akan kembali dikirim ke server pusat secara online (upload). Dengan sistem seperti ini potensi kecurangan dapat ditekan.
UNBK dipilih sebagai salah satu teknis dalam pelaksanaan UN bukan tanpa alasan. Siswa sekarang umumnya sudah tidak asing dengan perangkat komputer. Dan UNBK memiliki keunggulan dibandingkan dengan UN berbasis kertas yaitu menghemat anggaran untuk pengadaan kertas ujian dan penggandaannya. Anggaran untuk pengadaan kertas dan penggandaan dapat diaokasikan untuk peningkatan mutu pendidikan pada aspek yang lain.  Kemudian, UNBK bisa menekan potensi kebocoran soal ujian serta mengoptimalkan pemanfaatan IT di dunia pendidikan. Sehingga hasil nilai UN merupakan data yang valid, sehingga langkah perbaikan mutu pendidikan  nasional dapat dilaksanakan dengan tepat. Dengan penggalakan UNBK juga mampu menghemat waktu, menekan resiko kesalahan dan menguji validitas kejujuran siswa dalam pengerjaan soal . Selain itu, dengan adanya ujian sistem online ini para siswa mampu meningkatkan keterampilan dalam mengoprasionalkan teknologi informasi dan komunikasi, terlebih di-era yang semakin maju dan persaingan yang semakin mendunia, seperti adanya MEAN (Masyarakat Ekonomi ASEAN ) yang ditetapkan pada tahun 2015.
Tidak semua sekolah di Indonesia telah menjalankan UNBK, bagi sekolah yang belum menerapkan UNBK kendala utamanya adalah kurangnya fasilitas yang memadai. Sedangkan di sekolah yang telah menjalankan UNBK  bukan berarti terlaksana tanpa adanya kendala. Beberapa kendala utama yang ditemukan di lapangan pada saat pelaksanaan UNBK, antara lain gangguan listrik dan lambatnya koneksi internet. Namun permasalahan tersebut dapat teratasi. Gangguan listrik dapat disiasati dengan penyediaan genset, dan gangguan internet dapat teratasi dengan penyediaan modem oleh pihak sekolah. Bahkan Radar Banjarmasin melansir (3/ 4/ 16) bahwa General Manajer PT PLN Kalselteng, Purnomo menjamin tidak terjadi pemadaman listrik saat pelaksanaan UNBK.
Selain itu hal yang dapat menganggu pelaksanaan UNBK adalah download soal di website Kementerian Dikti yang membutuhkan waktu yang lama. Namun permasalahan ini dapat disikapi dengan kesiapan yang dilakukan oleh sekolah sebagai pihak penyelenggara UNBK. Download soal dapat dilaksanakan sedini mungkin sebelum hari pelaksanaan UN. Sehingga ketika hari pelaksanaan tiba, semua yang dibutuhkan sudah tersedia dan siswa dapat mengerjakan soal-soal dengan tenang.
Kendala-kendala di atas bukan penghalang untuk dilaksanakannya UNBK. Karena kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan berbagai solusi yang telah disebutkan. Di sini pemerintah tidak boleh lepas tangan dalam penyuksesan pelaksanaan UNBK. Pemerintah juga harus membantu kesiapan penyelenggara UNBK yaitu sekolah dalam hal penyediaan sarana dan prasarana serta sosialisasi mengenai teknis UNBK.
Melihat berbagai sisi keunggulan dan kelemahan UNBK, kami menyimpulkan bahwa untuk menanggapi berbagai polemik penyelenggaraan UN yang jauh dari kata optimal, maka UNBK dapat dijadikan sebagai solusi dan jawaban atas polemik tersebut. Dengan UNBK permasalahan klasik UN yaitu kecurangan dan kebocoran soal dapat ditekan potensi kemunculannya. Diharapkan pula dengan kerjasama yang baik antara pemerintah dengan pihak sekolah sebagai penyelengara UN, secara bertahap UNBK dapat diselenggarakan secara menyeluruh. Karena UNBK merupakan tehnik pelaksanaan UN yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan UN berbasis kertas.
Di tahun 2016 ini, Indonesia mencoba untuk menyesuaikan sistem UNBK untuk menyelaraskan evaluasi pembelajaran pendidikan dunia. Namun yang terjadi, sistem ini masih tersendat-sendat dan hanya diselenggarakan oleh pemerintah bagi sekolah-sekolah yang sudah siap saja. Sedangkan kalangan masyarakat umum memandang ujian online ini masih rumit apabila di terapkan sekarang. Hal tersebut tampak belum adanya kesiapan yang matang bahkan  terkesan buru-buru. Sekolah yang belum siap tidak diwajibkan melakukan ujian online namun masih diperbolehkan secara konvensional dengan kertas. Kurangnya ketegasan pemerintah dalam memberikan keputusan mengenai pelaksanaan UN menggunakan sistem online menjadikan masyarakat bingung.
Mengamati fenomena yang terjadi pelaksanaan UN berbasis online dari tahun 2014 hingga sekarang nampaknya memberikan dampak yang positif bagi mutu pendidikan. Tidak menutup kemungkinan pemerintah akan memberikan bantuan fasilitas bagi sekolah-sekolah yang masih kekurangan fasilitas. Prediksi penulis, di tahun mendatang pelaksanaan UNBK akan tetap dilaksanakan dan pemerataan Ujian Nasional berbasis online akan terus meningkat. Sehingga dimungkinkan antara 5-10 tahun lagi pelaksanaan UNBK akan merata di seluruh sekolah yang berada di wilayah Indonesia.

*) Durrotul Hikmah, Ma’unnatul Husna  Naila Shifwah, M. Fahmi Fambudi, M. Habib Alwi, Lia Amirotunnasicha, dan Eka Yuni Astuti.

1 comment:

  1. Best casinos to play slot machines on atariage - Dr
    If 충청남도 출장마사지 you want to 대전광역 출장샵 play with real money, you can always make a deposit, for example. It depends on 나주 출장샵 the type 나주 출장마사지 of bonus you want to receive, 세종특별자치 출장안마

    ReplyDelete