UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) SOLUSI JITU?
Oleh : Mahasiswa STAIN Kudus Jurusan Tarbiyah*
Pendidikan meliputi beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap evaluasi. Dalam rangka pengendalian mutu pendidikan
nasional, maka pemerintah Indonesia menyelenggarakan evaluasi pendidikan secara
nasional kepada setiap peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu yang
disebut dengan Ujian Nasional (UN). Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57 ayat (1), “Evaluasi dilakukan dalam
rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.
Sudah merupakan perkara yang umum diketahui, bahwa pelaksanaan UN
tidak terlepas dari polemik kecurangan yang dilakukan baik oleh oknum siswa
maupun oknum penyelenggara pendidikan. Kebocoran soal juga menjadi daftar
ketidakberhasilan pelaksanaan UN dengan optimal. Untuk menanggapi polemik
tersebut, pemerintah mengajukan solusi agar UN dapat diselenggarakan dengan
optimal tanpa dinodai berbagai bentuk kecurangan yaitu penyelenggaraan Ujian
Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Namun
pertanyaan yang timbul adalah apakah UNBK merupakan solusi yang jitu?
UNBK pertama kali dilaksanakan pada tahun 2014. Pelaksanaan UNBK
pada 2014 masih bersifat piloting (percontohan), karena itu belum semua siswa
mengikuti UNBK. Pada tahun 2016
sekolah yang menggunakan sistem UNBK meningkat tajam. Seperti pernyataan Mendikbud,
Anies Baswedan yang dilansir oleh lampost.co (2/ 4/ 16), "UN berbasis
komputer tahun 2016 meningkat 900 %. Tahun lalu 554 sekolah, tahun ini 4381
sekolah melaksanakan UNBK”. Dari data yang dlansir oleh lampost.co juga
disebutkan UNBK di tahun 2015, diikuti 170.000 peserta didik, tahun ini
jumlahnya meningkat drastis sebesar 921.862 peserta didik. Dengan total
rincian, 156.171 tingkat SMP, 267.230 tingkat SMA dan 498.177 tingkat SMK. Sementara
untuk jumlah sekolah, dari total 4.381 sekolah yang mengikuti UNBK terdiri
dari, 1.010 tingkat SMP, 1.297 tingkat SMA dan 2.103 tingkat SMK. Peningkatan
jumlah sekolah penyelenggara UNBK menunjukkan optimisme penyelenggara
pendidikan terhadap keberhasilan sistem ini.
Pada penyelenggaraan UNBK tahun ini, masih menggunakan semi-online.
Yaitu, soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan
(sinkronisasi) ke server lokal (sekolah). Kemudian, ujian siswa akan dilayani
oleh server lokal secara offline. Dibutuhkan password membuka soal yang akan didapat dari
pusat pada hari dilaksanakannya UN. Selanjutnya hasil ujian akan kembali
dikirim ke server pusat secara online (upload). Dengan sistem seperti ini
potensi kecurangan dapat ditekan.
UNBK dipilih sebagai salah satu teknis dalam pelaksanaan UN bukan
tanpa alasan. Siswa sekarang umumnya sudah tidak asing dengan
perangkat komputer. Dan UNBK
memiliki keunggulan dibandingkan dengan UN berbasis kertas yaitu menghemat
anggaran untuk pengadaan kertas ujian dan penggandaannya. Anggaran untuk
pengadaan kertas dan penggandaan dapat diaokasikan untuk peningkatan mutu
pendidikan pada aspek yang lain. Kemudian, UNBK bisa menekan potensi kebocoran
soal ujian serta mengoptimalkan pemanfaatan IT di dunia pendidikan. Sehingga
hasil nilai UN merupakan data yang valid, sehingga langkah perbaikan mutu
pendidikan nasional dapat dilaksanakan dengan tepat. Dengan penggalakan UNBK juga mampu menghemat waktu, menekan resiko
kesalahan dan menguji validitas kejujuran siswa dalam pengerjaan soal . Selain itu, dengan adanya ujian sistem
online ini para siswa mampu meningkatkan keterampilan dalam mengoprasionalkan
teknologi informasi dan komunikasi, terlebih di-era yang semakin maju dan
persaingan yang semakin mendunia, seperti adanya MEAN (Masyarakat
Ekonomi ASEAN ) yang ditetapkan pada tahun 2015.
Tidak semua sekolah di Indonesia telah menjalankan UNBK, bagi
sekolah yang belum menerapkan UNBK kendala utamanya adalah kurangnya fasilitas
yang memadai. Sedangkan di sekolah yang telah menjalankan UNBK bukan berarti terlaksana tanpa
adanya kendala. Beberapa
kendala utama yang ditemukan di lapangan pada saat pelaksanaan UNBK, antara lain
gangguan listrik dan lambatnya koneksi internet. Namun permasalahan tersebut
dapat teratasi. Gangguan listrik dapat disiasati dengan penyediaan genset, dan
gangguan internet dapat teratasi dengan penyediaan modem oleh pihak sekolah.
Bahkan Radar Banjarmasin melansir (3/ 4/ 16) bahwa General Manajer PT PLN
Kalselteng, Purnomo menjamin tidak terjadi pemadaman listrik saat pelaksanaan
UNBK.
Selain itu
hal yang dapat menganggu pelaksanaan UNBK adalah download soal di website Kementerian Dikti yang membutuhkan waktu
yang lama. Namun permasalahan ini dapat disikapi dengan kesiapan yang dilakukan
oleh sekolah sebagai pihak penyelenggara UNBK. Download soal dapat dilaksanakan
sedini mungkin sebelum hari pelaksanaan UN. Sehingga ketika hari pelaksanaan
tiba, semua yang dibutuhkan sudah tersedia dan siswa dapat mengerjakan
soal-soal dengan tenang.
Kendala-kendala di atas bukan penghalang untuk dilaksanakannya
UNBK. Karena kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan berbagai solusi yang
telah disebutkan. Di sini pemerintah tidak boleh lepas tangan dalam penyuksesan
pelaksanaan UNBK. Pemerintah juga harus membantu kesiapan penyelenggara UNBK
yaitu sekolah dalam hal penyediaan sarana dan prasarana serta sosialisasi
mengenai teknis UNBK.
Melihat berbagai sisi keunggulan dan kelemahan UNBK, kami
menyimpulkan bahwa untuk menanggapi berbagai polemik penyelenggaraan UN yang
jauh dari kata optimal, maka UNBK dapat dijadikan sebagai solusi dan jawaban
atas polemik tersebut. Dengan UNBK permasalahan klasik UN yaitu kecurangan dan
kebocoran soal dapat ditekan potensi kemunculannya. Diharapkan pula dengan
kerjasama yang baik antara pemerintah dengan pihak sekolah sebagai penyelengara
UN, secara bertahap UNBK dapat diselenggarakan secara menyeluruh. Karena UNBK
merupakan tehnik pelaksanaan UN yang lebih efektif dan efisien dibandingkan
dengan UN berbasis kertas.
Di tahun 2016 ini, Indonesia mencoba untuk menyesuaikan sistem
UNBK untuk
menyelaraskan evaluasi pembelajaran pendidikan dunia. Namun yang terjadi, sistem ini masih tersendat-sendat dan hanya diselenggarakan
oleh pemerintah bagi sekolah-sekolah yang sudah siap saja. Sedangkan kalangan masyarakat umum memandang ujian online ini masih
rumit apabila di terapkan sekarang. Hal tersebut tampak belum
adanya kesiapan yang matang bahkan
terkesan buru-buru. Sekolah yang belum siap tidak diwajibkan melakukan
ujian online namun masih diperbolehkan secara konvensional dengan kertas. Kurangnya ketegasan pemerintah dalam
memberikan keputusan mengenai pelaksanaan UN menggunakan sistem online
menjadikan masyarakat bingung.
Mengamati fenomena yang terjadi pelaksanaan
UN berbasis online dari tahun 2014 hingga sekarang nampaknya memberikan dampak
yang positif bagi mutu pendidikan. Tidak menutup kemungkinan pemerintah akan memberikan
bantuan fasilitas bagi sekolah-sekolah yang masih kekurangan fasilitas.
Prediksi penulis, di tahun mendatang pelaksanaan UNBK akan tetap dilaksanakan
dan pemerataan Ujian
Nasional
berbasis online akan terus meningkat.
Sehingga dimungkinkan antara 5-10 tahun lagi pelaksanaan UNBK akan merata di seluruh
sekolah yang berada di wilayah Indonesia.
*) Durrotul Hikmah, Ma’unnatul Husna
Naila Shifwah, M. Fahmi Fambudi, M. Habib Alwi, Lia Amirotunnasicha, dan
Eka Yuni Astuti.
Best casinos to play slot machines on atariage - Dr
ReplyDeleteIf 충청남도 출장마사지 you want to 대전광역 출장샵 play with real money, you can always make a deposit, for example. It depends on 나주 출장샵 the type 나주 출장마사지 of bonus you want to receive, 세종특별자치 출장안마